Sabtu, 23 Juli 2011

Cara Melepas Long Tie-Rod

Copy paste dari sumber link : 
http://mulyantogoblog.wordpress.com/2011/03/21/charade-melepas-long-tie-rod/
CARA MELEPAS LONG TIE-ROD
Menindak lanjuti masalah tie rod, saya dongkrak kedua roda xg10. Cek roda depan kanan, hasilnya oke. Cek roda depan kiri, goyang roda bawah dan atas oke, goyang roda depan belakang… eh goyang. Dilihat long tie rod-nya sambil digoyang, memang long tie rod-nya sudah oblak dikit.
Turunkan roda, kendorkan mur2 roda. Dongkrak lagi roda depan, lepaskan mur2 roda. Kemudian copot roda depan kiri.
Inilah long tie rod yang oblak
Buka mur dengan kunci 17 dengan memutar searah jarum jam
Weleh susah banget melepas mur ini, semprot dengan WD-40. Biarkan beberapa menit. Ketuk2 kunci 17-nya dengan palu… masih belum bergerak sedikitpun. Semprot dengan WD-40. Biarkan beberapa menit. Ketuk2 kunci 17-nya dengan palu… mur-nya masih belum bergerak juga. Sempat menyesal, kenapa ngga dibawa ke bengkel saja :D . Semprot lagi dengan WD-40. Biarkan beberapa menit. Ketuk2 kunci 17-nya dengan palu… horee murnya mau berputar dikit. Semprot dengan WD-40. Biarkan beberapa menit. Ketuk2 kunci 17-nya dengan palu… murnya pun mau berputar lancar :) .
Luruskan kawat penjepit mur dengan tang
Selanjutnya melepas mur pada bagian bawah tie-rod. Luruskan dulu kawat pengganjal dengan tang. Setelah lurus, tarik kawat keluar.
Tarik keluar kawatnya
Selanjutnya copot murnya.
Copot mur dengan kunci 17
Melepas baut tie rod dengan menggunakan palu :)
Ketok keatas baut tie rod dengan palu
Penggunaan palu sebenarnya tidak ada di manual, seharusnya menggunakan alat khusus. Kalau baut tie-rod sudah lepas, selanjutnya melepas tie rod dari rack end.
Lepas tie rod dengan menggunakan dua kunci 17. Kencangkan mur sampai mentok. Kunci pada mur selanjutnya sebagai penahan. Putar kunci 17 yang pada tie-rod berlawanan arah jarum jam.

Kalau sudah ringam diputarnya, copot dengan tangan kosong
Kalau sudah ringam diputarnya, copot dengan tangan kosong.
Tarrrraaaa... long tie rod pun terlepas.
Laporan kali ini hanya cara melepas long tie rod. Cerita mencari dan memasang tie rod baru nanti sesudah gajian bulan depan :D hahahahaha.
Update 31 maret 2011 :
Tadi sudah beli long tie rod merk IMC. Harganya 105 rb, isinya sepasang. Terus pasang sendiri. Cuman belum di spooring, yang diganti cuman yg kiri. Mau ganti yg kanan takut kena rack-end nya :D (gara-gara pake palu). Hikmahnya mendingan beli long tie rod sendiri, terus bawa ke bengkel minta ganti tie-rod dan spooring :) .

Sabtu, 09 Juli 2011

Dinamo Starter dan masalahnya

Kerusakan Dinamo Starter dan Solusinya :
  • Jika Motor Starter tidak bertenaga ( ngek..ngek.), penyebab yang paling sering adalah arus yang mengalir ke motor starter kecil sehingga tidak kuat memutar motor starter, solusinya periksa kabel atau terminal aki ke starter atau kebalikannya, bisa juga karena arus aki udah lemah, periksa tegangan aki.
  • Motor starter bersuara , penyebab paling umum adalah roda gigi kecil ( bendix) pada motor starter yang memutar flywheel pada mesin distart udah aus atau rusak, solusi ganti bendix dengan yang baru.
  • Jika Motor Starter tidak mau distart ( bunyi tek..tek..), penyebab paling umun adalah arus switch (solenoid) starter yang sudah lemah, dan bisa juga dari strum kunci kontak yang sudah lemah arusnya, bisa ditambah relay untuk memperbesar arusnya.



Relay utk Dinamo Starter :
  1. kabel yang dilepas jadikan socket No. 85
  2. socket No.30 pada relay sambung ke aki (+) , dengan sebelumnya diberi fuse
  3. socket No.86 sambungkan ke gound(-)
  4. socket No 87 sambungkan ke jack socket dinamo stater
kalau bisa gunakan relay yang besar seperti FoMoCo yang dianjurkan pabrikannya sebagai relay dimaksud  kalau bisa kabel disolder, jangan hanya diklem aja diterminalnya


Kenapa harus menggunakan Relay?
  1. ground/masa bodi susah mulai keropos arus listrik sampai speck aki 12,4V
  2. switch selenoid stater ( yang disambung kabel 87 ) tidak cepat panas dan rusak , apalagi klu Kendaraan Rekan Rekan staternya tidak bisa sekali start dan hars beberapa kali.pastinya akan mengakibatkan swicth starter panas 
Hal tersebut di akibatkan :
  1. BVSV tidak terpasang , sehingga choke opener tidak berfungsi
  2. kabel tidak rapi , sehingga fungsi karbu kurang maksimal
  3. VTV nya tidak baik sehingga tidak bisa menahan RPM di stationer tertentu ketika pagi
  4. OVV mati, atau tidak berfungsi baik, udara bensin tabrakan

Gambar di copy dari http://www.dansmc.com/motoguzzi_starter1.jpg

 Mobil susah dan tidak bisa distart:
Bagian starter yang penting antara lain :
1. Switch Starter (solenoid switch)
3. Bendix starter 5. Arang Starter (Carbon Brush)
Apa yang harus anda lakukan ?
yang harus anda lakukan adalah mempelajari
gejala2 yang timbul saat starter tidak mau bekerja, dari gejala2 tersebut dapat
di tebak kemungkinan sumber kerusakan.
Gejala2 gejala yang sering muncul pada saat
kita start antara lain :
1.      Lampu indikator battery dan Oli pada dashboard
tidak menyala sama sekali. 75% fusiblelink (kabel lemas kecil dengan soket
putih dekat dengan terminal aki +) kotor atau putus. kemungkinan lain adalah
kepala aki kotor dan atau aki anda terkuras total setrumnya (jarang sekali).
2.      Lampu indikator battery dan oli pada
dashboard (warna merah) nyala namun meredup ketika di starter, 90% aki anda rusak atau
kurang setrum.
3.      Tedengar suara “gemeretek “
berulang ulang 75% aki anda rusak atau kurang setrum. 20% kepala aki kotor
atau kabel ground anda sudah korosi.
4.      Terdengar suara mesin berputar tetapi
lemah seperti “ngeek..ngek…ngek….”. 75% bushing starter aus
sehingga anker starter sudah tidak dapat berputar pada sumbunya maka
perputarannya menjadi sangat berat. 10% ada kemungkinan mesin anda
terlalu berat untuk diputar, misalnya terjadi kerusakan pada crank saft,
sistem timing dll.
5.      Terdengar suara “cek..” satu
kali saja setiap kali memutar kunci kontak…50% switch starter atau yang
disebut solenoid switch(pada
gambar no.6) sudah tidak berfungsi dengan baik. 40% kunci kontak
anda kotor atau sudah aus. untuk mobil yang menggunakan relay starter 40%
itu ada pada kerusakan relay.
6.      Starter terkadang dimulai dengan suara
berat lalu enteng dan mesin hidup. Biasanya hal ini terjadi karena kesalahan
penyetelan Fur dan Na..delco.
7.      Pagi hari tidak dapat starter, pada
siang hari starter lancar. 80% aki sudah soak tidak dapat menyimpan setrum
untuk waktu yang lama.
8.      Saat pagi mudah starter, jika sudah
dipakai agak lama (panas) susah starter. 80% switch starter / solenoid switch(pada gambar no.6)
anda rusak.
9.      Saat distarter tidak ada reaksi sama
sekali, tidak ada bunyi. 50% gulungan starter anda Hangus atau terbakar /korslet.
45% Relay starter atau kunci kontak anda bermasalah.
10. Saat distarter terdengar suara dinamo
starter mutar mendesing kencang “ssing…” 80% bendix starter(no 25 pada gambar)
anda
Dull/dol.
11. Terkadang bisa starter terkadang tidak,
baik dalam keadaan panas maupun dingin, pagi atau malam. 75% Carbon Brush
starter anda sudah pendek.
Setelah mempelajari gejala2 yang timbul,
agar lebih detail mengetahui penyakit mobil anda, yang harus dilakukan adalah :
1.      Lakukan pengecekan Voltase battery
anda, Battery yang bagus biasanya voltasenya tidak dibawah 12.4V, jika
dibawah itu mungkin bisa saja starter namun tidak untuk starter panjang dan
berulang ulang.
2.      Jika analisa dari gejala gejala yang
timbul diatas menjadikan starter sebagai tersangka utama maka lakukan
pengetesan starter secara langsung. Dengan cara menggabungkan sumber setrum
pada switch starter(pada gambar
no.8) biasanya baut 12 dengan
kabel tembaga yang besar dengan terminal kunci kontak
(no. 9 pada gambar) yang terletak
di switch starter juga (disamping kiri yang terdapat satu kabel terpasang
padanya. Cabut kabel tersebut maka akan terlihat sebuah terminal kecil). “SEBELUM
MELAKUKAN HAL INI PASTIKAN POSISI GIGI TRANSMISI PADA POSISI NETRAL” 
Gabungkan
no 8 dan no 9 dengan kabel atau obeng logam. Pada kondisi normal maka
starter akan memutar mesin. Jika iya berarti kunci kontak anda atau relay
anda bermasalah. Jika tidak coba lakukan pengetesan no 3.
3.      Jika cara diatas belum dapat
mempersempit permasalahan lakukan penggabungan terminal no 8 pada gambar
dengan terminal no 7 pada gambar yaitu berupa dua terminal baut 12 yang
terdapat pada switch starter. Pada kondisi normal seharusnya Starter akan
memutar dengan kencang tanpa memutar mesin. (karena gigi bendix tidak
didorong oleh switch starter jadi tidak memutar flw wheel). jika tidak maka
permasalahan kemungkinan besar terdapat pada dinamo starter anda, bisa
karena gulungan yang terbakar atau brush starter yang habis. bisa pula
karena kabel penyampai strum anda dari aki ke starter (ke terminal no 8 pada
gambar ) tidak terhubung secara benar.


Sumber: 
http://www.galerimotor.com/starter.htm
http://daihatsu-classy.blogspot.com/2011/05/relay-dinamo-starter.html
http://daihatsu-classy.blogspot.com/2011/04/mobil-susah-dan-tidak-bisa-di-start.html

    Jumat, 08 Juli 2011

    AC

    Sistem AC kendaraan
    Air Conditioning, AC sebuah perangkat pengatur udara dalam kabin kendaraan meliputi kelembaban, sirkulasi, kebersihan serta temperatur udara yang mutlak diperlukan dalam setiap kendaraan. Ada tiga model AC.

    1. AC biasa (Khusus pendingin)
    Pada model ini, sistem AC hanya memproduksi udara dingin. Bila menghendaki tidak dingin. Maka sangat mudah tinggal menekan/menggeser tombol ke posisi off. Model ini biasa terdapat pada kendaraan jenis passenger seperti model kijang dan sejenisnya.

    2. AC Pengatur dingin & hangat
    Jenis ini lebih sempurna setingkat dibanding model AC biasa. Selain dapat diatur temperatur dinginnya, dapat juga diatur pada temperatur hangat. Jenis ini umumnya dipakai pada kendaraan jenis sedan menengah seperti Corolla, Corona dan sedan sekelasnya.

    3. AC Otomatis
    Sebuah mikroprosesor (Amplifier)dapat mendeteksi kondisi temperatur luar dan dapat mengirim signal melalui actuator (perangkat AC) sehingga dapat mensuply tempertur udara sesuai keinginan pengendara.Tidak perlu melakukan seting secara manual pada sistem kontrol panelnya. Baik cuaca musin dingin, hujan, kemarau, kabut sekalipun dapat dideteksi secara otomatis.Model ini biasanya dipasangkan pada kendaraan mewah seperti Crown dan sekelasnya.


    Expansion Valve
    Cairan pendingin yang dikirim dari reservoir disemprotkan ke ang telah melewati expansion valve akan diubah menjadi gas di evaporatoevaporator dengan valve ini.

    Heater Unit
    Panas dari cairan pendingin yang dipanaskan oleh mesin digunakan untuk memanaskan udara dari kipas.

    Compressor
    Mesin digerakan oleh Crankcase melalui Pulley dan belt. Ini menekan pendingin, sehingga pendingin berada dalam kondisi tekanan tinggi.

    Condenser Fan
    Kipas ini mendinginkan Condenser.

    Blower Unit
    Blower ini termasuk blower motor dan kipas. Alat ini meniup udara ke dalam ruang penumpang.

    Evaporator
    Pendingin yr. Udara yang melalui evaporator didinginkan dan ditiup keluar sebagai udara dingin.

    Pressure Switch
    Untuk menjaga kegagalan dari sistem pendingin udara, jika tekanan pendingin terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka Magnet Clutch akan tidak difungsikan oleh swith ini

    Condenser
    Pendingin yang bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi yang berasal dari compressor akan mengalir melalui condenser, dimana larutan ini akan didinginkan dan dicairkan.

    Receiver
    Pendingin yang dicairkan di condenser kemudian tersimpan di tempat ini untuk di salurkan ke evaporator.

    Cooling Unit
    Colling unit termasuk evaporator, expansion valve dan thermistor

    Sumber: http://www.galerimotor.com/air%20conditioning.htm

    Alternator (dinamo amper)

    SEPUTAR ALTERNATORSistem pengisian mempunyai 3 komponen penting yakni Aki, Alternator dan Regulator.
    Alternator ini berfungsi bersama sama dengan Aki
    untuk menghasilkan listrik ketika mesin dihidupkan.
    Hasil yang dihasilkan oleh alternator adalah tegangan AC
    Yang kemudian dikonversi/diubah menjadi tegangan DC.





    RANGKAIAN SISTEM PENGISISAN
    Ke empat kabel ( soket ) dihubungkan dengan alternator di sepanjang rangkaian kelistrikan.
    “B” adalah kabel output alternator yang mensuplai langsung ke aki.
    “IG” adalah indikator kontak yang ada dialternator.
    “S” digunakan oleh regulator untuk mengatur strum pengisian ke aki.
    “L” adalah kabel yang digunakan oleh regulator untuk indikator lampu ( CHG ).


    IDENTITAS TERMINAL ALTERNATOR
    “S” Terminal indikator Voltase aki.
    “IG” Terminal indikator strum kontak.
    “L” Terminal lampu indikator.
    “B” Terminal Output Alternator.
    “F” Terminal tegangan langsung ( bypass ).





    ALTERNATOR ASSY
    Alternator terdiri dari :
    gabungan kutub magnet yang dinamakan Rotor.
    Gulungan kawat magnet yang dinamakan stator.
    Rangkaian dioda yang dinamakan rectifier.
    Alat pengatur voltase yang dinamakan regulator.
    Dua kipas dalam ( internal Fan) untuk menghasilkan
    sirkulasi udara.


     MODEL ALTERNATOR
    Kebanyakan alternator menpunyai regulator
    yang berada didalamnya ( IC built In), dan tipe yang lama
    mempunyai regulator diluar.
    Tidak seperti model yang lama,
    Tipe ini dapat dengan mudah diperbaiki dengan
    Membuka tutup bagian atasnya.



      POLI ALTERNATOR
    Poli alternator diikat/dikencangkan ke bagian sumbu rotor.
    Tipe poli tunggal atau poli PK dapat digunakan.
    Alternator tipe ini tidak mempunyai kipas luar yang
    Menjadi bagian dari polinya.
    Tidak seperti jenis alternator lama yang menggunakan
    kipas luar untuk pendinginan, alternator ini mempunyai
    2 kipas dalam untuk sirkulasi udara pendingin. 



      BAGIAN DALAM ALTERNATOR
    Jika bagian atas altenator dibuka :
    Regulator yang mengontrol tegangan output alternator.
    Carbon Brush yang menempel dengan bagian atas rotor
    ( Slip Ring).


    Rangkaian dioda (rectifier) yang mengkonversi (mengubah)
    voltase AC menjadi voltase DC.
    Slip Ring (bagian dari rotor) dihubungkan dengan setiap dari
    Field winding.


    CARBON BRUSH
    Dua slip ring yang berada di setiap bagian atas rotor.
    Slip ring dihubungkan dengan field winding dimana carbon brush
    dapat bergerak, dan ketika arus mengalir melalui field winding
    Lewat slip ring, akan ada arus magnet disekitar rotor.

    2 buah arang yang diposisikan sejajar yang
    akan menempel dengan slip ring. Carbon brush disolder atau
    Diikat dengan baut.

     IC REGULATOR
    Regulator adalah otak dari sistem pengisian.
    Regulator mengatur keduanya baik itu voltase aki
    dan voltase stator, dan tergantung dari kecepatan putaran mesin,
    regulator akan mengatur Kemampuan kumparan rotor
    untuk menghasilkan output Alternator.
    Regulator dapat diganti baik itu internal regulator atau eksternal.
    Dewasa ini rata rata semuanya sudah memakai internal regulator.


    PENGATUR TEGANGAN
    Regulator akan mengatur tingkat / level
    sistem pengisian tegangan.

    Ketika sistem pengisian tegangan dibawah dari yang
    ditentukan, regulator akan meningkatkan arus listrik tegangan,
    yang akan berakibat terciptanya arus magnet yang kuat,
    hasilnya akan meningkatnya output alternator.
    Ketika sistem pengisisan tegangan diatas yang ditentukan,
    regulator akan menurunkan arus listrik tegangan,
    dan membuat arus magnet menjadi lemah,
    hasilnya output alternator yang semakin Kecil.


    Regulator mengatur tegangan aki, dan juga mengatur
    arus yang mengalir ke rangkaian rotor.

    Rangkaian rotor menghasilkan arus magnet.
    Tegangan yang dihasilkan diinduksi di stator.
    Rangkaian rectifier mengubah tegangan stator AC menjadi
    tegangan DC yang digerakkan ole putaran mesin.

     DIODE RECTIFIER
    Rangkaian Dioda bertanggung jawab atas konversinya
    tegangan AC ke tegangan DC.

    6 atau 8 diode digunakan untuk mengubah tegangan stator AC
    ke tegangan DC.
    Setengah dari diode tersebut digunakan dalam kutub positif
    Dan setengahnya lagi dalam kutub negatif.


    RANGKAIAN DIODE - RECTIFIER
    Diode digunakan sebagai penyearah tegangan.
    Diode mengubah tegangan AC menjadi tegangan
    DC sehingga aki menerima listrik yang benar.

     ROTOR ALTERNATOR
    Rotor yang diantaranya terdiri dari kutub kutub magnet
    yang berputar mengelilingi didalam stator. Putaran Rotor
    menciptakan arus magnet disekelilingnya.
    Gulungan (stator) mengembangkan tegangan yang
    dikarenakan magnet yang berputar maka arus akan diinduksi
    melalui terminal stator.



    RANGKAIAN ROTOR
    Rotor terdiri dari kutub kutub magnet, inti field
    winding dan slip ring.

    Beberapa model/tipe termasuk mensupport lahar
    dan satu atau dua kipas didalamnya.
    Rotor digerakkan atau diputar didalam alternator
    dengan putaran tali kipas mesin.

    Rotor yang terdiri kutub kutub magnet, field winding, dan
    Slip ring, bagian bagian ini padat bersambungan pada sumbu
    rotor, field winding dihubungkan kepada slip ring dimana
    carbon brush dapat bergerak.
    Ada dua lahar yang terdapat dirotor, satu di bagian bawah slip
    ring, dan satunya berada dibagian atas sumbu rotor.

    Field Winding Rotor Menciptakan lapangan magnet
    yang disebabkan oleh arus yang mengalir melewati
    slip ring.
    Magnet tersebut disatu disisi menjadi kutub selatan,
    dan disisi lain menjadi kutub utara.


     
    HUBUNGAN STATOR - ROTOR
    Hubungan putaran rotor berputar didalam stator :
    Arus magnet alternator yang berasal dari dari putaran rotor
    menginduksi tegangan kepada stator.
    Kekuatan dan kecepatan dari putaran arus magnet yang
    dihasilkan rotor akan berakibat terhadap tegangan induksi
    kepada stator.

    Stator mempunyai 3 fase gulungan yang diisolasi
    kepada stator, gulungan tersebut terhubung antara
    satu dengan yang lainnya.

    Setiap fase ditempatkan diposisi yang berbeda
    dibandingkan dengan yang lain.
    Gulungan yang diisolasi itu menghasilkan
    medan magnet.


    Sumber: http://www.galerimotor.com/alternator1.htm

    Alternator (dinamo amper)

    SEPUTAR ALTERNATORSistem pengisian mempunyai 3 komponen penting yakni Aki, Alternator dan Regulator.
    Alternator ini berfungsi bersama sama dengan Aki
    untuk menghasilkan listrik ketika mesin dihidupkan.
    Hasil yang dihasilkan oleh alternator adalah tegangan AC
    Yang kemudian dikonversi/diubah menjadi tegangan DC.





    RANGKAIAN SISTEM PENGISISAN
    Ke empat kabel ( soket ) dihubungkan dengan alternator di sepanjang rangkaian kelistrikan.
    “B” adalah kabel output alternator yang mensuplai langsung ke aki.
    “IG” adalah indikator kontak yang ada dialternator.
    “S” digunakan oleh regulator untuk mengatur strum pengisian ke aki.
    “L” adalah kabel yang digunakan oleh regulator untuk indikator lampu ( CHG ).


    IDENTITAS TERMINAL ALTERNATOR
    “S” Terminal indikator Voltase aki.
    “IG” Terminal indikator strum kontak.
    “L” Terminal lampu indikator.
    “B” Terminal Output Alternator.
    “F” Terminal tegangan langsung ( bypass ).





    ALTERNATOR ASSY
    Alternator terdiri dari :
    gabungan kutub magnet yang dinamakan Rotor.
    Gulungan kawat magnet yang dinamakan stator.
    Rangkaian dioda yang dinamakan rectifier.
    Alat pengatur voltase yang dinamakan regulator.
    Dua kipas dalam ( internal Fan) untuk menghasilkan
    sirkulasi udara.


     MODEL ALTERNATOR
    Kebanyakan alternator menpunyai regulator
    yang berada didalamnya ( IC built In), dan tipe yang lama
    mempunyai regulator diluar.
    Tidak seperti model yang lama,
    Tipe ini dapat dengan mudah diperbaiki dengan
    Membuka tutup bagian atasnya.



      POLI ALTERNATOR
    Poli alternator diikat/dikencangkan ke bagian sumbu rotor.
    Tipe poli tunggal atau poli PK dapat digunakan.
    Alternator tipe ini tidak mempunyai kipas luar yang
    Menjadi bagian dari polinya.
    Tidak seperti jenis alternator lama yang menggunakan
    kipas luar untuk pendinginan, alternator ini mempunyai
    2 kipas dalam untuk sirkulasi udara pendingin. 



      BAGIAN DALAM ALTERNATOR
    Jika bagian atas altenator dibuka :
    Regulator yang mengontrol tegangan output alternator.
    Carbon Brush yang menempel dengan bagian atas rotor
    ( Slip Ring).


    Rangkaian dioda (rectifier) yang mengkonversi (mengubah)
    voltase AC menjadi voltase DC.
    Slip Ring (bagian dari rotor) dihubungkan dengan setiap dari
    Field winding.


    CARBON BRUSH
    Dua slip ring yang berada di setiap bagian atas rotor.
    Slip ring dihubungkan dengan field winding dimana carbon brush
    dapat bergerak, dan ketika arus mengalir melalui field winding
    Lewat slip ring, akan ada arus magnet disekitar rotor.

    2 buah arang yang diposisikan sejajar yang
    akan menempel dengan slip ring. Carbon brush disolder atau
    Diikat dengan baut.

     IC REGULATOR
    Regulator adalah otak dari sistem pengisian.
    Regulator mengatur keduanya baik itu voltase aki
    dan voltase stator, dan tergantung dari kecepatan putaran mesin,
    regulator akan mengatur Kemampuan kumparan rotor
    untuk menghasilkan output Alternator.
    Regulator dapat diganti baik itu internal regulator atau eksternal.
    Dewasa ini rata rata semuanya sudah memakai internal regulator.


    PENGATUR TEGANGAN
    Regulator akan mengatur tingkat / level
    sistem pengisian tegangan.

    Ketika sistem pengisian tegangan dibawah dari yang
    ditentukan, regulator akan meningkatkan arus listrik tegangan,
    yang akan berakibat terciptanya arus magnet yang kuat,
    hasilnya akan meningkatnya output alternator.
    Ketika sistem pengisisan tegangan diatas yang ditentukan,
    regulator akan menurunkan arus listrik tegangan,
    dan membuat arus magnet menjadi lemah,
    hasilnya output alternator yang semakin Kecil.


    Regulator mengatur tegangan aki, dan juga mengatur
    arus yang mengalir ke rangkaian rotor.

    Rangkaian rotor menghasilkan arus magnet.
    Tegangan yang dihasilkan diinduksi di stator.
    Rangkaian rectifier mengubah tegangan stator AC menjadi
    tegangan DC yang digerakkan ole putaran mesin.

     DIODE RECTIFIER
    Rangkaian Dioda bertanggung jawab atas konversinya
    tegangan AC ke tegangan DC.

    6 atau 8 diode digunakan untuk mengubah tegangan stator AC
    ke tegangan DC.
    Setengah dari diode tersebut digunakan dalam kutub positif
    Dan setengahnya lagi dalam kutub negatif.


    RANGKAIAN DIODE - RECTIFIER
    Diode digunakan sebagai penyearah tegangan.
    Diode mengubah tegangan AC menjadi tegangan
    DC sehingga aki menerima listrik yang benar.

     ROTOR ALTERNATOR
    Rotor yang diantaranya terdiri dari kutub kutub magnet
    yang berputar mengelilingi didalam stator. Putaran Rotor
    menciptakan arus magnet disekelilingnya.
    Gulungan (stator) mengembangkan tegangan yang
    dikarenakan magnet yang berputar maka arus akan diinduksi
    melalui terminal stator.



    RANGKAIAN ROTOR
    Rotor terdiri dari kutub kutub magnet, inti field
    winding dan slip ring.

    Beberapa model/tipe termasuk mensupport lahar
    dan satu atau dua kipas didalamnya.
    Rotor digerakkan atau diputar didalam alternator
    dengan putaran tali kipas mesin.

    Rotor yang terdiri kutub kutub magnet, field winding, dan
    Slip ring, bagian bagian ini padat bersambungan pada sumbu
    rotor, field winding dihubungkan kepada slip ring dimana
    carbon brush dapat bergerak.
    Ada dua lahar yang terdapat dirotor, satu di bagian bawah slip
    ring, dan satunya berada dibagian atas sumbu rotor.

    Field Winding Rotor Menciptakan lapangan magnet
    yang disebabkan oleh arus yang mengalir melewati
    slip ring.
    Magnet tersebut disatu disisi menjadi kutub selatan,
    dan disisi lain menjadi kutub utara.


     
    HUBUNGAN STATOR - ROTOR
    Hubungan putaran rotor berputar didalam stator :
    Arus magnet alternator yang berasal dari dari putaran rotor
    menginduksi tegangan kepada stator.
    Kekuatan dan kecepatan dari putaran arus magnet yang
    dihasilkan rotor akan berakibat terhadap tegangan induksi
    kepada stator.

    Stator mempunyai 3 fase gulungan yang diisolasi
    kepada stator, gulungan tersebut terhubung antara
    satu dengan yang lainnya.

    Setiap fase ditempatkan diposisi yang berbeda
    dibandingkan dengan yang lain.
    Gulungan yang diisolasi itu menghasilkan
    medan magnet.


    Sumber: http://www.galerimotor.com/alternator1.htm